[vc_row][vc_column][vc_column_text]Setiap orang tentu ingin memiliki bentuk tubuh yang ideal, baik pria maupun wanita. Selain berusaha memahat tubuh dengan latihan-latihan beban, orang berusaha mengecilkan perut dengan latihan sit up atau menghindari makanan-makanan tertentu. Usaha untuk membentuk badan yang proporsional, baik dilihat dari depan maupun dari samping, dilakukan secara optimal baik melalui program diet maupun program latihan.
Namun ada beberapa mitos mengenai cara mengecilkan perut yang keliru dipahami oleh sebagian orang. Misalnya tentang melaparkan diri. Jelas ini akan mengganggu kesehatan diri sendiri dibanding efektifitasnya dalam mengecilkan perut. Bagi mereka yang melakukan cara ini, anggapan bahwa mengosongkan perut dan sengaja menahan lapar merupakan cara cepat untuk membuat perut menjadi rata. Padahal tidaklah sesederhana itu. Justru dengan mengosongkan perut dengan sengaja malah akan membuat terganggunya metabolisme tubuh. Daripada lapar, makan sedikit jauh lebih efektif untuk membuat perut Anda terlihat rata.
Mitos lain dalam mengecilkan perut adalah mengkonsumsi pil diet. Banyak iklan-iklan di media yang dibintangi oleh pelatih aeorobik atau fitness yang merekomendasikan pil sebagai cara ampuh dalam meratakan perut Anda. Padahal kenyataannya, tidak ada kapsul atau obat ajaib yang bisa membuat tubuh, khususnya perut mendadak menjadi langsing tanpa diimbangi olahraga. Dibandingkan minum pil, latihan secara insentif jauh lebih efektif dan aman bagi tubuh. Selain itu, pil atau kapsul untuk mengempeskan perut buncit juga mengandung zat-zat yang tidak diketahui standar keamanannya bagi tubuh.
Selain itu, mereka yang ingin cara cepat dalam mengecilkan perut juga memilih paket makanan diet yang tidak mengandung gula, lemak dan kalori. Padahal, justru produk makanan seperti ini biasanya menggunakan bahan pemanis buatan yang bisa memicu kemampuan tubuh dalam menyimpan lemak. Makanan-makanan seperti ini sebenarnya tidak perlu dihindari, namun dikurangi konsumsinya. Semakin jarang makan makanan manis atau yang berlemak, maka semakin kecil peluang perut untuk buncit. Tubuh tetap membutuhkan gula, lemak dan karbohidrat sehingga menghindari secara total justru dapat membahayakan kesehatan itu sendiri.[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column width=”1/1″][vc_text_separator title=”Related Articles” title_align=”separator_align_center” align=”align_center” color=”grey” border_width=”5″][/vc_column][/vc_row][vc_row][vc_column width=”1/1″][vc_basic_grid post_type=”post” max_items=”3″ style=”all” items_per_page=”10″ show_filter=”” element_width=”4″ gap=”30″ orderby=”rand” order=”DESC” filter_source=”category” filter_style=”default” filter_align=”center” filter_color=”grey” filter_size=”md” button_style=”rounded” button_color=”blue” button_size=”md” arrows_design=”none” arrows_position=”inside” arrows_color=”blue” paging_design=”radio_dots” paging_color=”grey” loop=”” autoplay=”-1″ item=”none” grid_id=”vc_gid:1436503859858-675a0a6c-1ed7-3″][/vc_column][/vc_row]