Pranayama yoga merupakan ajaran dalam mengelola energi hidup. Berbagai sumber energi bisa diperoleh melalui makanan dan nafas. Makanan yang dimaksud adalah jenis makanan yang mengandung prana sehingga mereka yang mengkonsumsinya bisa merasakan manfaat optimal dari energi tersebut. Tentunya makanan jenis prana dibutuhkan kekhususan dalam memasak agar energinya tidak hilang atau lenyap.
Energi lain yang bisa diperoleh oleh manusia adalah melalui nafas. Inilah energi yang disebarkan ke seluruh tubuh hingga ke bagian yang terkecil. Pranayama yoga merupakan aktifitas yang mengharmoniskan seluruh alur pernafasan ke seluruh tubuh hingga tersebar secara merata. Ini merupakan bagian dari pengoptimalan energi hidup yang bermanfaat untuk manusia.
Untuk bisa menarik energi melalui pernafasan tentunya butuh tes dan latihan. Misalnya dengan melakukan pernafasan dada atas. Caranya adalah dengan berbaring sambil meletakkan satu tangan di bagian dada atas yang lainnya di perut. Jika tangan di dada Anda bergerak saat bernafas namun perut tidak bergerak, maka Anda adalah penafas dada. Dalam konteks pranayama, bernafas melalui dada merupakan pernafasan yang tidak bisa menyerap energi dan tidak efisien.
Melakukan pernafasan Pranayama Yoga dengan teratur, kesehatan Anda akan terjaga dengan baik.
Selain itu dalam pranayama yoga dikenal juga pernafasan dangkal, yaitu berkaitan dengan tulang rusuk. Cara mendeteksinya adalah dengan berbaring dan meletakkan tangan di sekitar tulang rusuk bawah. Jika tulung rusuk tetap bergerak, itu mengartikan bahwa pernafasannya dangkal. Tidak hanya itu, bahkan bila perut ikut bergerak sudah dikategorikan nafas dangkal.
Cara lain adalah dengan menguji apakah seseorang bernafas terlalu sering /over atau tidak. Berbaring dan biarkan tubuh rileks terlebh dulu. Kemudian coba hitung lamanya waktu menarik nafas dan mengeluarkannya. Bagi mereka yang terkategori over-breather, menarik nafas lebih lama daripada waktu mengeluarkannya. Ini menjadi tidak optimal menyerap energi dalam melakukan pranayama. Selain itu, kebiasaan buruk bernafas adalah menahannya. Cara mendeteksinya adalah dengan memperhatikan apakah ketika menarik nafas ada sesuatu yang ‘ditahan’ oleh paru-paru. Kalau merasa ada usaha untuk mengeluarkan nafas setelah menariknya, maka cara bernafasnya terkategori seperti ini dan tidak akan optimal dalam menyerap energi.