Seperti disampaikan di artikel sebelumnya, yoga merupakan salah satu cara alami yang bisa diandalkan untuk mengatasi skoliosis. Karenanya, Anda yang menderita kelainan tulang belakang ini jangan patah arang dulu. Yuk baca lebih lanjut tentang apa-apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat mempraktekkan yoga untuk skoliosis berikut ini.
Fakta Tentang Skoliosis
Namun sebelum sampai ke pembahasan tersebut, ada baiknya kita mengetahui lebih dulu beberapa fakta tentang skoliosis:
- Skoliosos umumnya – tidak selalu – memiliki gejala nyeri serta kaku pada area punggung bawah. Hal ini wajar karena ketika tulang punggung melengkung secara abnormal, maka itu akan menekan sumsum tulang belakang.
- Berbeda dengan lordosis (ke depan) serta kifosis (belakang), arah kelengkungan skoliosis cenderung ke samping. Kebanyakan melengkungnya ke kanan, disebut dekstroskoliosis, dan menimpa ruas tulang belakang atas (toraks). Sedangkan untuk kasus skoliosis yang melengkung ke kiri (levoskolisosis) biasanya menyerang lumbar (ruas tulang belakang bawah).
- Meski mulanya bentuk kelengkungannya menyerupai huruf C, namun itu bisa berkembang menjadi huruf S – contoh ketika seseorang mengalami keduanya, baik dekstroskoliosis maupun levoskolisosis.
- Skoliosis terbagi menjadi 2 jenis yaitu non-struktural (fungsional) dan struktural. Skoliosis non-struktural muncul karena tidak simetrisnya jaringan lunak sehingga sifatnya hanya sementara. Sedangkan skoliosis struktural terjadi akibat perubahan tulang belakang. Nah, kalau yang ini biasanya bersifat permanen.
- Kebanyakan kasus skoliosis struktural bersifat idiopatik (tidak diketahui penyebab pastinya). Umumnya kelainan ini muncul tepat sebelum masa puber. Diibanding laki-laki, lebih banyak perempuan yang mengidapnya.
- Walaupun skoliosis bisa dirawat tanpa operasi (misalnya dengan terapi fisik maupun bracing), tapi untuk kasus yang parah, tubuh pasien mungkin perlu disisipi batang titanium agar tulang punggung yang terlanjur bengkok dapat lurus kembali.
- Selain itu, semakin tinggi derajat kelengkungannya (lebih dari 30-40’) maka rasa sakitnya juga semakin besar, dan kondisi ini biasanya bertambah parah seiring berjalannya waktu.
- Sebanyak 68% kasus kelainan tulang belakang dialami anak-anak, dan kondisi ini dapat bertambah parah seiring bertambahnya usia. Bila progresnya sampai menekan jantung dan paru-paru, maka itu dapat mengganggu fungsi kardiovaskular dan pulmonari. Pada kasus berat, skoliosis bahkan bisa menyebabkan gagal napas.
Yoga Untuk Skoliosis
Beranjak dari fakta terakhir barusan, ada baiknya Anda tidak meremehkan kelainan tulang belakang seminim apapun. Jadilah proaktif, misalnya dengan periksa ke dokter kemudian rutin berlatih yoga, agar kerusakan sekecil apapun dapat segera diatasi dan tak sampai jadi lebih parah.
Bagi yang pernah menjalani operasi pemasangan titanium, berkonsultasilah lebih dulu dengan dokter. Dalam hal ini, fokus yoganya seharusnya pada perpanjangan tulang belakang ke atas dan bawah. Penderita tidak boleh membungkuk (backbending maupun forward folding) jika ada batang titanium di tulang punggungnya.
Selain dokter, Anda juga disarankan berkonsultasi dengan pakar yoga agar hasilnya bisa maksimal. Jangan sampai yoga malah jadi bumerang bagi kelainan yang sudah ada. Berikut adalah beberapa aturan “do’s and don’ts” terkait yoga untuk skoliosis.
Do’s
1.Maksimalkan pada sisi yang lebih menantang – satu pose yang sama bisa terasa berbeda ketika Anda berganti posisi. Untuk ini, cobalah bertahan lebih lama atau perbanyak pengulangan pada sisi yang lebih sulit/ menantang.
2.Berlatih di depan cermin – hal ini dapat meningkatkan awareness posisi tubuh sewaktu berlatih.
3.Perkuat batang tubuh dan otot punggung – caranya dengan mempertahankan netralnya tulang punggung saat beralih dari pose satu ke lainnya. Contoh, kalau sudah berhasil menetralkan tulang punggung dalam mountain pose, maka tahan ketika hendak beralih ke posisi duduk.
4.Jangan abaikan pranayama – meski mempertahankan netralnya tulang punggung tadi mungkin akan menekan torso, tapi jangan paksakan juga. Pastikan Anda tetap bisa bernapas dengan nyaman ketika melakukannya. Dalam hal ini Deergha swasam yang menyasar pada peningkatan kapasitas paru-paru sangat dianjurkan.
5.Utamakan pada pose yang memperpanjang otot antara iga, seperti side bend dan side glide.
6.Slow down, tahan setiap pose sedikitnya 5 hitungan napas.
7.Ikuti juga kelas yin usai berlatih yoga untuk skoliosis.
8.Modifikasi savasana – tak mengapa jika ingin berbaring menyamping saat rileks, tapi utamakan pada sisi tubuh yang melengkung. Tambahkan bantal kecil sebagai penyanggah bila memang diperlukan.
Don’ts
1.Berlatih inversi (headstand, handstand, atau shoulderstand) tanpa sanggahan bila skoliosis parah atau Anda merasa kesakitan. Ingat, pose inversi justru akan menekan tulang punggung dan bukan memanjangkannya (poin yang seharusnya diutamakan si penderita).
2.Berharap pose asimetris bakal terasa atau tampak sama bagi kedua sisi tubuh. Solusi untuk ini ada di Do’s poin 1 tadi.
3.Putus asa karena perubahannya kecil saja. Ingatkan diri selalu bahwa tujuan berlatih yoga untuk skoliosis bukanlah menetralkan posisi tulang punggung dengan cepat, melainkan mencegah agar kelengkungan tak bertambah parah.
Tips Lainnya
Selain beberapa poin “do’s and don’ts” tadi, tetaplah tegakkan badan saat beraktivitas sehari-hari, baik sewaktu duduk, berdiri, maupun berjalan. Gunakan alat bantu seperti block atau foodstool bila perlu.
Selain itu, jangan mengangkat barang berat karena itu dapat memperparah kelengkungan yang sudah ada. Di malam hari, cobalah tidur pada sisi yang melengkung tadi (seperti ketika praktek savasana). Hindari posisi telungkup karena leher jadi tertekan.
Akhir kata, berlatihlah yoga untuk skoliosis dengan rutin. Seiring berjalannya waktu, tak terasa nantinya Anda jadi lebih tegak dan bernapas lebih lega ketimbang biasanya. Semangat!